19.7.21

Cerita Vaksinasiku

Hari ini ada jadwal vaksin di rumah sakit (RS). Akhirnya. Setelah berminggu-minggu mencari kesempatan untuk vaksinasi di lokasi terdekat dari rumah, akhirnya dapat kesempatan untuk vaksin juga. Sosial media RS ini mengumumkan pelaksanaan vaksinasi yang bisa didaftarkan secara daring melalui tautan yang dibagikan pada tanggal 5 Juli 2021 untuk pelaksanaan vaksin di tanggal 13, 14 dan 15 Juli 2021. Jadwal vaksinnya jam 08.00-10.00 WIB. Datang ke RS jam 08.00 WIB. Tepat di Lobi RS ada meja sekuriti. Menuju sekuriti dan menanyakan lokasi vaksinasinya. Sekuriti menanyakan apakah sudah mendaftar terlebih dahulu secara online lalu menyerahkan lembaran screening yang perlu kita isi. Sekuriti menjelaskan item mana saja yang perlu kita isi dan item mana saja yang tidak perlu diisi (termasuk suhu, tekanan darah). Meminjam pulpen ke sekutiti untuk mengisi lembaran tadi dan mengisinya di pinggiran jalan (trotoar) lobi RS. Lembaran Format Screening Sebelum Vaksinasi yang perlu diisi hanya berupa Data Diri (Nama, Usia, NIK, dan sekuriti meminta agar menambahkan nomer telepon di bawah NIK) dan pertanyaan-pertanyaan dalam tabel yang perlu kita jawab dengan membuat ceklis di kolom "Ya" atau "Tidak". Setelah mengisi, mengembalikan pulpen ke sekuriti, lalu menunggu sambil duduk di trotoar tadi, karena banyak orang juga menunggu di luar (duduk-duduk di trotoar dan berdiri sambil menjaga jarak). Membuat asumsi bahwa tempat menunggu giliran vaksinasi memang disini. 

Jam 08.30 WIB. Belum ada tanda-tanda dipanggil nih. Bertanya ke sekuriti. Sekuriti menjelaskan bahwa nanti akan dipanggil di dalam RS sesuai antrian. Hmm. Memutuskan untuk masuk ke dalam RS supaya terdengar jika dipanggil. 

Kali pertama masuk ke dalam RS ini. Ternyata di dalam RS cukup sepi. Langsung mencari tempat duduk yang aman dan berjarak. Yak, dapat. Jendela belakang tempat duduk terbuka. Yes, ventilasi. Langsung menyemprotkan hand sanitizer di sekeliling tempat duduk dan memakai hand sanitizer. Melihat sekeliling. 

Panggilan untuk nomor antrian pertama dimulai pada jam 08.50 WIB. Terdengar suara dari speaker yang tertempel di sebelah layar monitor TV: "Antrian nomor 1 silahkan ke konter D". Ada petugas yang memanggil: "Antrian nomer 1, Vaksin!". Ternyata petugas itu ada di counter Customer Service. Melihat ke layar, tampak angka 1 di kotak berlabel "D. Konter Pendaftaran Umum". Hmm, ternyata Konter D = Konter Pendaftaran Umum = Customer Service = Tempat Pendaftaran Vaksin. Antrian pertama vaksin dipanggil, dimintakan lembar screening tadi dan ditanyakan nomer telepon. Cek lembaran sendiri. Sip, nomer telepon sudah tertulis. Setelah itu, orang tadi diminta ke Nurse Station untuk diukur suhu dan tekanan darahnya. 

Sekarang sudah jam 09.31 WIB dan baru 18 orang yang dipanggil. Lama sekali proses pendaftarannya karena banyak sekali kasusnya. Ada yang daftar, tapi ternyata dia daftar untuk vaksin ke-2 sementara vaksin pertama-nya di kota yang berbeda. Ada 2 orang yang kasusnya seperti ini. Ada juga yang daftar untuk vaksin ke-2 sesuai jadwal berdasarkan notifikasi sms yang diterima, tapi ternyata jadwal vaksin selanjutnya harus mengikuti tanggal di kartu vaksin, bukan dari sms notifikasi dari sistem di RS. Ada juga yang daftar vaksin sementara usianya masih 14 tahun, sementara vaksin ini masih mensyaratkan peserta vaksin dengan usia 18 tahun ke atas. Dan kasus lainnya. 

Jam 11.46 WIB. Akhirnya dipanggil juga ke Konter D. Ada dua petugas di Konter D. Sepertinya satu orang bertugas untuk menginput data, dan satu orang bertugas memberi info ke peserta vaksin. Di konter ini dimintakan Lembar Screening yang sudah diisi dan 2 lembar fotokopi KTP. Setelah itu petugas memastikan nomer telpon yang tertulis dan ditanyakan apakah nomer telepon tersebut bisa menerima SMS. Setelah sekitar 1 menit, lembaran tersebut dikembalikan dan diminta untuk menuju ke nurse station

Jam 11.47 WIB menuju nurse station untuk menulis dengan tulisan tangan pada lembaran vaksin "Bersedia divaksin dengan segala KIPI" (KIPI adalah Kejadian Ikutan Paska Vaksinasi) dan menyerahkan lembaran tersebut lalu diminta untuk menunggu sebentar. Ternyata petugas sedang istirahat siang. Diminta untuk makan siang dahulu dan kembali pada pukul 13.00 WIB untuk menjalani vaksinasi. Pulang dulu untuk makan siang dengan nasi padang lalu kembali ke RS pada jam 13.00 WIB. 

Jam 13.20 WIB dipanggil ke nurse station. Suhu 36,8°C tekanan darah 100/70. Disuruh menunggu di ruang tunggu (deretan poliklinik) dan menunggu dipanggil. 

Jam 13.38 WIB dipanggil ke ruangan vaksin (pintu paling ujung di deretan ruangan poli). Ada 1 orang dokter yang menggunakan face shield, masker dobel dan headcap, 1 orang yang menyuntikkan vaksin dan 1 orang yang mondari mandir untuk menyampaikan lembaran data. Dokter menanyakan apakah ada alergi dan kapan terakhir alergi terjadi. Menyebut ada alergi seafood (udang) dan terakhir bereaksi 1 tahun yang lalu. Dokter meminta untuk menunggu setengah jam untuk observasi setelah divaksin dan  tidak boleh jauh-jauh dari rumah sakit. Ternyata sebelumnya ada yang alergi ikan lalu parah, untung bisa kembali ke RS dengan cepat.

Menuju tempat duduk untuk divaksin. Petugas menunjukkan ampul vaksin dan membacakan detail vaksin yang akan diberikan yaitu vaksin Sinovac (Coronavac) dengan tanggal kadaluarsa September 2021. Vaksin dilakukan pada lengan sebelah kiri. Setelah menyuntik, petugas meminta untuk menunggu selama setengah jam untuk observasi dan mengambil printout setifikat vaksin setelah observasi selesai. 

Tidak ada KIPI yang berari selama setengah jam observasi, hanya ada rasa pegal di lengan sebelah kiri. 

Jam 14.31 WIB kartu vaksin keluar dan dibagikan. Saat pengambilan disampaikan agar kembali ke RS unuk vaksinasi tahap ke-2 pada tanggal 18 Agusus 2021. 

Setelah mengambil sertifikat, memutuskan untuk berjalan kaki ke rumah. Sepanjang jalan tidak ada gejala apapun yang berarti. Ketika sampai di rumah dan langsung mandi, di kamar mandi menguap lebar beberapa kali. Rasanya mengantuk. Badan lemas. Setelah mandi, saat duduk di tempat tidur, ketiduran selama kurang lebih 2 jam dan terbangun dengan sakit kepala yang luarbiasa. Kepala terasa seperti tertimpa batu yang sangat berat dan badan merasa kedinginan.

Malam hari kesulitan untuk tidur. Sakit kepala luarbiasa. Tertidur sekitar jam 03.00 WIB setelah memakai kaus kaki, menutup kepala dengan bantal dan memakai dua selimut.

Keesokan paginya, bangun tidur dengan kepala masih terasa sakit namun intensitasnya mulai berkurang. Pada sore hari sakit kepalanya mulai menghilang.

Dari pengalaman ini, bisa didapatkan informasi tentang persiapan kalau mau vaksin:
  • Makan dulu; karena dari pengalaman ini, waktu pelaksanaan vaksinasi ini mundur dan prosesnya sangat lama.
  • Fotokopi KTP 2 lembar (dan kelengkapan lainnya jika diminta oleh pelaksana vaksin)
  • Pulpen (untuk pengisian lembar screening)
  • Hand sanitizer (untuk menyemprot tempat duduk, tangan)
  • Tisu

16.8.17

Korea Selatan (part 7 -end.)

Baru nulis lagi, kita langsung mulai aja.. Hari berikutnya, seperti seharusnya, kita meeting sebentar lalu jalan-jalan lagi. Kali ini diajak jalan-jalan ke salah satu istana tempat peristirahatan raja di musim panas gitu. Tempatnya lebih kecil dibandingin dengan istana di Seoul, tapi sama cantiknya. Jalan-jalan disini menyenangkan..


 
Jalan Setapak menuju Main Gate
Main Gate
Pemandangan di Dalam Istana
Semuanya bagus-bagus, dan udara disini yang bersih mendukung banget buat foto-foto. Setelah mendengarkan tourist guide yang sudah uzur (tapi bahasa Inggrisnya bagus loh) menjelaskan mengenai sejarah peperangan di jaman dinasti Joseon, baru tahu bahwa istana ini selain tempat peristirahatan ketika dalam perjalanan berperang juga berfungsi sebagai tempat persembunyian raja. Walaupun sudah tidak difungsikan sebagaimana semula, tempat ini dialihfungsikan sebagai tempat wisata dan sistem pergantian penjaga istana tetap dilestarikan. Sebagai gantinya, penjaga di gerbang utama ini bukanlah petugas kerajaan sesungguhnya, tapi mahasiswa atau pelajar yang bekerja part-time yang menggunakan kostum penjaga istana.


Foto bersama salah satu penjaga istana
Sistem pergantian penjaganya tetap dilakukan secara seremonial. Ada upacara pergantian penjaga dan setiap pergantian harus melaporkan lembaran kertas yang disegel petugas.


Stempel Khusus Kerajaan
Hal menarik lainnya, di dalam istana ini juga terdapat jam matahari yang sampai saat ini masih berfungsi dan terawat dengan baik.


Jam Matahari
Setelah lama mengelilingi istana, akhirnya siang juga dan artinya..makan siang. Kami diajak makan siang ke tempat yang lebih seperti rumah dibandingkan restoran. Suasananya cozy, lagu-lagu yang dimainkan juga lagu bernuansa jazz, ada beberapa rak berisi botol-botol anggur dan banyak tempat duduk berupa sofa dan bantal-bantal dengan kain pelapis serta selimut yang nyaman seperti berada di rumah. Kesan makan disini: sangat nyaman.

Suasana di Restoran


Detil kecil yang membuat suasana seperti di rumah


Banyak sofa berbantal empuk dan nyaman
Wine Cellar
Setelah makan, survey deh sampe sore dan tiba di Seoul sekitar jam 8 malam. Besok kembali ke Jakarta pesawat jam 10 pagi. Dan kali ini pulang sendirian karena lusa harus berangkat lagi ke luar kota (sok sibuk ye, padahal kerja pake field survey pula hiks), jadi ingin memaksimalkan malam ini sepuasnya. Tapi sayang ga bisa jauh-jauh karena udah malem dan agak serem kalo mau naik subway sendirian. Akhirnya memutuskan untuk jalan-jalan di Han River aja di bawah. Tinggal menyeberang dari hotel.
Jalan-jalan sendirian menyenangkan juga. Walaupun banyak mata memandang dengan aneh (udah pakaiannya pake hijab, turis pula, jalan sendirian), tapi udaranya segar; atau tepatnya dingin. Karena kedinginan mampirlah di sevel terdekat dan membeli susu kedelai hangat. Ya, kalau disini ada box khusus isinya susu, kopi, coklat, di dalam botol yang hangat. Jadi nyoba susu kedelainya. Enak. Akhirnya beli satu lagi buat diminum sebelum tidur.


Susu Kedelai Hangat
Setelah jalan-jalan dan pulang ke hotel, ke resepsionis untuk menanyakan perihal transportasi ke Bandara Incheon besok. Resepsionisnya bilang ada shuttle bus ke bandara yang berhenti di jam-jam tertentu di depan hotel ini. Dan hotel menjual tiketnya. Akhirnya daripada repot harus naik taksi atau kereta memutuskan untuk naik bus ke bandara. Harga tiketnya 15,000 won atau sekitar IDR 150,000. Ya sama-sama lah ya dengan harga taksi dari rumah ke Soetta.
Tiket Bus
Besoknya berangkat naik bus jam 5 pagi, biar ngga telat. Siapa tau ada kendala imigrasi dll jadi sparetime-nya banyak. Di dalam bus cuma ada 1 penumpang lain dan pak supir. Dan bus di sini on time loh. Berhenti di depan hotel jam 05.05 dan berangkat 05.06, tepat. Takjub. Sampai di Bandara Incheon tepat jam 06.30. Masuk ke bandara masih sepi. Bahkan checkin counter-nya belum buka dan belum ada petugasnya. Akhirnya berputar-putar keliling bandara deh. Pengalaman disini, karena baru ada promo LINE besar-besaran jadi kalo nelpon pake LINE free wi-fi bandara. Jadilah nelponin orang-orang rumah, ngabarin.
Check-in Counter masih sepi
Cart yang setia menemani keliling bandara
Setelah waktunya tiba, check-in dan langsung ditunjukkan ke pintu masuk khusus turis untuk dicek dokumen keimigrasiannya sebelum masuk gate. Nanti masuknya akan dipanggil lewat pengumuman. Akhirnya menunggu lagi. Sembari menunggu waktu boarding, berkelana lah keliling bandara dengan kereta dorong.
Sudah banyak toko duty free yang buka. Tapi apa daya, kantong bolong, ya sudah kita cuci mata saja bung. Mampir ke starbak beliin botol termos titipan temen. Banyak juga gelas-gelas lucu.



Gelas-gelas lucu
 Setelah tiba waktu boarding, mendekatlah ke pintu masuk custom. Tapi kok belom ada pengumuman juga ya? Aneh. Akhirnya menunggu di waiting room deket tempat parkir pesawat. Tapi..udah mau jam 9 pagi kok masih gelap dan ngga keliatan apa-apa ya? Masih kebingungan akhirnya melihat 3 orang pilot pesawat maskapai penerbangan Indonesia duduk di seberang. Salah satu pilot seniornya bilang "Masih lama nih, mbak. Delay flight kita. Kabut. Pandangan hanya 5 meter.", katanya santai sambil duduk. Well. Dalam hati ingin menangis; ini kapan mau packing secara besok harus terbang lagi, survey 4 hari pula hiks.


Kabut si penyebab delay
Akhirnya jam 14.00 kabutnya mulai pudar dan masuk pesawat. Laper pake banget. Untung pramugarinya pengertian, begitu selesai take-off kita langsung dibagiin makanan. Kali ini tidur selama perjalanan kembali ke Jakarta.
Selesai pengalaman selama di Korea, pengen balik lagi rasanya, nanti, kalau ada kesempatan. C u again, Korea!

17.12.14

Korea Selatan (part 6)

Setelah dari Incheon, kembali ke Seoul lagi. Tapi, sebelum hari berakhir, seperti biasa, makan dulu dong! Kali ini kami diajak makan ke tempat makan bernuansa sangat tradisional Korea. Tempatnya kecil, kayak warung makan kecil gitu, tapi rame banget. Karena cuaca lagi dingin (5 derajat Celcius) maka diputuskan makan di tempat ini yang katanya enak banget. Bener, begitu masuk, langsung terasa hangat. Tempatnya cozy. Tradisional. Itu kesan pertama. Banyak barang-barang lucu di restoran ini:

Menu ditulis di sendok kayu 
Oiya, liat di foto itu kan? Ada botol plastik isinya teh? Yap, betul. Di restoran ini disajikan teh anget pake botol plastik bekas gitu. Hehe. Ala warteg deh pokoknya. Setelah lama menunggu datanglah menu pertama hidangan sore ini. Taraaa. Tahu sutra dengan bumbu khas Korea (dan kimchi tentunya)

Tahu sutera khas Korsel
Potongan tahu sutera ini warnanya putih pucat agak kehitaman, bukan putih pucat kuning kayak tahu yang biasa kita makan deh pokoknya. Setelah heran sejenak, karena lapar, diambillah tahu sutera sepotong lalu dimakan dengan bumbunya (yang di sebelah kimchi). Rasanya? Wow. Ennaakk. Beneran deh. Tahunya lembut banget, lumer di mulut. Bumbunya juga isinya kayaknya rempah kacang-kacangan dan kecap-kecapan. Enak!

Tahu sutera berbumbu
Setelah tahu sutera dan kimchi tandas, datanglah makanan berikutnya, Sop Jamur. Ini semacam sayuran yang direbus dengan bumbu-bumbu, ayam, jahe, dan tentunya jamur enoki. Rasanya..hm..hambar. Hehe. Lidah orang Indonesia sih ya. Akhirnya dimakan juga, pake kimchi tapi (minta tambah kimchi).

Rebusan sayur-ayam-jamur

Setelah itu, datanglah makanan pamungkasnya. Which is banyak banget!

Full Menu!
Semua ada. Mulai dari asinan cabe hijau, pancake sayuran, kimchi, teri goreng manis, toge rebus bawang putih, dll dan disajikan dengan nasi merah. Pesta makan sodara-sodara! Sepanjang perjalanan ke Korea, makan disinilah yang paling berkesan. Terutama kimchi dan nasi merah+ikan teri manis yang menggiurkan.

Kimchi paling enak!
Nasi Merah + Teri Manis


Aduh ngomongin makanan jadi laper. Mau makan dulu yah. Nanti dilanjutin lagi ceritanya!

See ya!





Korea Selatan (part 5)

Wow udah banget nih ngga nulis. Lagi ngga sempet soalnya lagi disibukkan dengan urusan first pregnancy, melahirkan dan merawat anak pertama. Eniwei, yuk kita lanjutin lagi cerita waktu ke Korea. Well, hari selanjutnya hari kerja sambil jalan-jalan. Seperti biasa, ga perlu cerita kerjaannya, kita lanjut ke sesi makan siang! Hehe. Makan siang kali ini diajak ke retoran buffet gitu. Namanya Fiesta. Lokasinya di Incheon. 


Restoran ini suasananya enak banget deh. Bikin orang-orang betah berlama-lama makan sambil ngobrol disini. Selain itu, pemandangan ke arah luar itu bagus banget.

Suasana di dalam restoran Fiesta
Pemandangan dari dalam retoran Fiesta

Disini makanannya enak-enak banget dan beragam loh. Semua makanan ada. Mulai dari makanan Korea (pasti lah ya), makanan Barat (macam sosis, bacon, baked beans), makanan Jepang (sushi, sashimi, ramen), makanan Cina (tumisan pok coy, bakmi) sampe makanan lain yang ga tau darimana. Hehe. Enak banget aseli. 

Aneka sushi dan sashimi di retoran Fiesta
Selain makanan utamanya, makanan penutupnya sungguh menggugah selera. Disini berhasil mencomot berbagai macam mochi khas Korea Selatan. Semuanya enak. Ada yang terbuat dari beras ketan putih, ketan merah, ketan hitam, maupun wijen. Sedap.
Mochi khas Korea Selatan di restoran Fiesta
Setelah isi perut dengan makanan yang sedap, maka perjalanan dilanjutkan dengan pergi ke Incheon Bridge Memorial Hall. Semacam tempat memorial buat Jembatan Incheon ini kali ya. Jembatan ini ternyata terdiri dari 6 jalur yang menghubungkan Pulau Yeongjongdo (lokasi Bandara Internasional Incheon) dengan Songdo International City. Panjangnya 2,38 km! Wow. Keren. 


Jembatan Incheon / Incheon Bridge
Waktu masuk ke lingkungan Incheon Bridge Memorial Hall rasanya adem. Banyak berbagai tanaman dan lanskap yang bagus.
Lanskap di Incheon Bridge Memorial Hall

Pintu masuk ke wilayah Incheon Bridge Memorial Hall
Setelah turun dari bus, jalan deh ke memorial hall-nya. Tampaklah pintu masuk yang sangat ciamik:

Pintu masuk Incheon Bridge Memorial Hall
Yap, ada alasan kenapa pintu masuknya cantik ala rumah tradisional Padang ini. Ini karena bentuk bangunannya juga cantik banget:

Bentuk gedung Incheon Bridge Memorial Hall
Setelah masuk, di dalamnya langsung disambut dengan beragam alat pemberi informasi yang interaktif. Salah satunya yang seperti di gambar ini:

Media interaktif di Incheon Bridge Memorial Hall
Alat ini menampilkan sejarah dibangunnya Jembatan Incheon ketika kita melangkahkan kaki di dalam area interaktifnya. Jadi dia pake semacam motion censor gitu. Dan alat ini juga pake video mapping loh. Asik ya. Masih banyak lagi media interaktif yang menjelaskan sejarah pembangunan jembatan Incheon ini, salah satunya adalah penayangan video mapping pembangunan jembatan, ada lagi box semacam game untuk menghitung berapa orang berat beban yang bisa ditanggung seutas kabel baja jembatan, dan lainnya. Tapi yang paling seru, di lantai paling atas (lantai 4) ada observatory alias titik pengamatan. Disini tersedia banyak teropong pengamatan yang bisa dipakai untuk melihat Jembatan Incheon yang sangat panjang sampai ujungnya tak terlihat itu.

Di ruang pengamatan
Setelah turun, sempetin dulu deh berfoto bersama lanskap-nya yang cantik:

Lanskap di Incheon Baridge Memorial Hall















24.5.13

Korea Selatan (Part: 4)

I'm back. Agak kelamaan ya? Hehe. Lagi banyak banget kerjaan awal tahun ini. Saya baru sempet blogging lagi hari ini. Itu pun karena bos lagi ke luar kota. Hehe. Baiklah, mari kita lanjutkan cerita korea-korea-annya.. Hari berikutnya. Hari ini mulai kerja. Jadi pembicara. Kalo cerita kerjaan pasti jadi ga seru bin ngga menarik. Daripada cerita kerjaan, mending cerita makanan kan? Nah, waktu rapat, kita disiapin snack rapat yang lucu, menarik, dan enak deh. Ini dia penampakannya:
Margaret: Made With Mom's Love
Aha! Lihat deh namanya: Margaret. We Made Margaret With Mom's Love. Ini biskuit coklat dengan isian vanilla yang rasanya enak banget. Mungkin enaknya itu karena dibuat dengan cinta ibunda kali ya. Hihi. Ada satu lagi snack yang saya juga suka:
Roti lemon yang lembut...
Nah kalo roti yang satu ini ngga inget apa namanya, yang jelas sih enak banget, semacam roti sponge lemon yang lembut tapi renyah dan mengenyangkan. Ini baru namanya snack buat rapat. Ga terlalu besar-besar, ga berat, ga kemanisan, cukup mengenyangkan, tapi ngga bikin ngantuk. Ngomong-ngomong soal ngantuk, rapat di Korea menjelang musim gugur itu ternyata super bikin ngantuk dan cepet laper. Buktinya belom jam 12 aja rombongan kita udah kelaperan. Akhirnya tiba juga rehat makan siang. Kita diajak menuju ke kantin di kantor ini. Hm. Kantinnya bersih dan semua orang makannya tertib. Mata tertuju pada makanan yang tersedia secara prasmanan. Kaget sejenak. Di meja makanan prasmanan disediakan dua gentong kimchi. Iya, dua gentong. Belum hilang kaget karena gentong besar itu, makin kaget ketika salah satu karyawan kantor dengan santainya mengambil kimchi satu mangkok besar. Owalah. Ini beneran orang Korea bener-bener doyan kimchi ya. Nasi sama kimchi-nya aja banyakan kimchi yang diambil. Ckck. Sebenarnya hati ini sambil bertanya, waduh, kalo makan kimchi doang kayak gini bakal murus-murus deh. Ternyata salah satu rekan Korea bilang bahwa kita ga akan makan makanan prasmanan kantin, tapi koki kantin udah masakin makanan khusus untuk kita, selera Asia, dan halal tentunya. Oke, saya pun senang.

Makanan pun datang! Banyak sekali makanannya. Ada ikan goreng, cumi goreng tepung, salad udang dan sayuran, kimchi (pastinya), asinan timun, asinan sayur entah apa namanya, ikan goreng tepung dibumbu teriyaki dengan jamur shitake, plus......nasi goreng seafood! Yak. Jauh-jauh ke Korea disuguhinnya makanan khas Indonesia, yaitu nasi goreng.
Nasi Goreng Seafood ala Korea
Nasi gorengnya ga berbumbu. Di atasnya ditaburin toge gitu. Aneh. Pantesan orang Korea kalo di Indonesia ngejernya makan nasi goreng ya, karena nasi goreng kita kan maknyuss, apalagi kalo nasi goreng duk-duk. Setelah kenyang makan, dilanjutkan dengan visit alias jalan-jalan. 

Kali ini kita diajak ke COEX, Korea Exhibition Center. Dia punya puluhan ruangan untuk kegiatan pameran sampai pertemuan besar seperti G20 Summit yang diselenggarakan di tempat ini pada Tahun 2010 yang lalu. Tempatnya keren deh. Gedung ini dikelilingi oleh berbagai tempat hiburan. Hotel, kasino, mall, semua deh. Jadi lokasi ini disebut juga sebagai entertaintment center kalo di Korea. ini dia pemandangan gedung dari lantai paling atas:

Pemandangan dari COEX Exhibition Center
Setelah dari lantai atas, kami langsung ke lantai bawah untuk melihat pintu masuk utama gedung, yang ternyata sedang ada event Autumn Flower Festival! Jadi seluruh lobi depan gedung dan sekeliling gedung dihiasi bunga musim gugur yang didekorasi sedemikian cantik dan dilombakan lho!

Bunga dekorasi di Autumn Flower Festival 2013

Berfoto dengan salah satu dekorasi bunga
di Autumn Flower Festival 2013
Hampir tidak percaya dengan keberuntungan saya yang bisa melihat Autumn Flower Festival 2012 yang pada hari itu baru aja dimulai, si mbak-mbak guide kita dengan santai berkata, "Outside here is very cold, let's just go inside, I have something that may interest you more than this Flower Festival!" Saya jadi penasaran. Pede bener nih mbak bilang dia bisa bikin kita tertarik. Apa sih yang lebih bagus dari melihat bunga-bunga musim gugur yang dipamerin sedemikian ciamik? *norak* 

Kita dibawa ke lantai dasar dari gedung ini. Setelah melewati beberapa restoran dan toko buku (iya, di basement-nya ada restoran dan toko buku terkenal gitu loh, edan nih gedung), kita sampailah ke lokasi yang ditunjuk si guide. Dia bilang "Ok, we're here. We'll meet again in this spot in an hour and please don't be late, 'cause we'll be going for dinner, okay?". Dan kita ditinggal. Dimana sodara-sodara? Di lokasi acara Food Week 2012. Disini lagi ada pameran makanan dari seluruh dunia. Surga buat tukang icip-icip seperti saya! Ihiy. 
Food Week 2012
Ah, cape juga nulisnya. Nanti kita lanjut lagi ya. Kapan-kapan. Hihi.

11.12.12

Korea Selatan (Part: 3)

Berlanjut lagi ceritanya. Setelah sibuk kesana kesini, lihat ini lihat itu, saya penasaran untuk melihat ada apa gerangan di lantai atas? Hm. Tanya ke mbak-mbak deket information center yang dikit-dikit ngomong "hanyeonghaseyou", diatas ada apa dan gimana cara supaya bisa keatas? Dijelasin kalo di atas itu tempat galeri lainnya. Kalau lantai 1 galeri sejarah Korea Selatan, di lantai 2 dan 3 adalah galeri kebudayaan. Untuk kesana kita harus naik eskalator kecil yang lebarnya cumaa muat untuk satu orang. Jalanlah menuju eskalator yang ditunjuk. Di eskalator yang berjalan naik ke atas itu di tengah perjalanan ada suara yang menyapa "hanyeonghaseyo, blablabla (bahasa Korea)". Kaget. Itu suara siapa?? Dari mana suaranya?? Suara itu terus terdengar dan semakin kencang di akhir eskalator. Di ujung eskalator tampak semacam speaker kecil, sumber suara mbak-mbak itu. Bingung, itu apa ya? Ternyata itu semacam ucapan "Selamat datang di lantai 2!" dan kalimat selanjutnya adalah apa saja yang bisa dilihat dan dipelajari dari lantai 2 ini. Wah, pengunjung yang datang sangat dimanjakan. Udah dikasih digital guide, ada "built-in" guide juga di tiap eskalator! Kalo gini caranya, siapa sih yang ga doyan ke museum?

Tak terasa sampailah di lantai 3 galeri museum. Ternyata di lantai 3 ini adalah galeri kebudayaan Asia. Jadi disini ada galeri untuk kebudayaan Cina, kebudayaan Jepang, dan lainnya. Ga semua negara Asia sih, dan cuman sebagian dari budayanya aja yang dipamerkan. Misalnya, gulungan perkamen berisi sejarah kekaisaran Jepang dan Cina, trus beragam model baju perang jepang, sama alat tulis dan melukis dari kebudayaan Asia. Nih, kira-kira begini display baju zirah jepang yang terkenal berat karena terbuat dari rantai besi itu.


Baju Zirah Jepang
Di tempat baju zirah ini, ada sekitar sekelompok anak kecil bagai cendol yang cuman bawa buku tulis dan pinsil duduk melingkar di depan suatu layar LCD yang menampilkan animasi kehidupan kerajaan Joseon. Ada ibu-ibu juga yang duduk menemani anak-anak itu. Kayaknya sih gurunya. Ga lama setelah film yang ditayangkan selesai, ada dua anak yang saling kejar-kejaran. Ibu gurunya memanggil dengan agak marah trus nyuruh mereka berdua duduk lagi. Habis itu, kayaknya satu kelompok itu dimarahin deh. Soalnya semua anak-anak itu langsung diem n manyun semua. Lucu denger ibu gurunya ngomel. Intonasi bicaranya orang Korea itu lucu ya. Kalo didengerin, perasaan ga ada bedanya deh si bu guru lagi marah apa cuman ngomong biasa. Haha.

Di lantai 3 ini juga terlihat salah satu icon museum nasional Korea ini. Sebuah candi batu menjulang dari lantai dasar hingga lantai 4 dari museum ini. Wow. Kalo dilihat ke bawah, banyak bule-bule yang juga foto-foto di candi ini. Jadi kepikiran, jangan-jangan bule-bule ini belum pernah ke Indonesia kali ya. Kayak beginian mah banyak di Jogja sama Bali. Tapi biarpun begitu, pengen juga foto-foto di depan candi ini. Hihi.


Foto Candi Batu
Puas berfoto dengan candi dan barang-barang display museum, saya mulai bosan lagi. Dari lantai tiga turun ke lantai dasar. Melihat ke bagian belakang museum. Ada pintu kaca dengan penjaga. Keluar museum lewat pintu itu. Oh, dinginnya! Di bagian luar museum ini ada susunan meja batu dan bangku yang pada saat itu dimanfaatkan oleh rombongan anak sekolah untuk makan bekal makan siang mereka. Hm pantesan dari tadi banyak cendol dari lantai 1 sampai lantai 3. Juga ada orang-orang yang merokok di luar sini. Dan, yang luar biasa, pemandangannya! Pepohonan di musim gugur = daun kuning, merah dan hijau! Cantik!


Pemandangan di Yongsan Family Park
Bapak penjaga pintu yang membukakan pintu untuk kita tadi ternyata tertarik untuk menjelaskan mengenai apa yang kita lihat. Kemungkinan besar sih karena pas pintu terbuka reaksi pertama kita adalah "Waaaaaahhhhh!!", loncat-loncat kegirangan (plus kedinginan) dan poto-poto norak. Hehe. Si Bapak pun menjelaskan dengan riang dan bahasa inggris yang belepotan bahwa yang kita lihat itu namanya Yongsan Family Park, yaitu taman memorial Korea Selatan. Penasaran sih sebenernya pengen tanya lebih lanjut soal ini, cuman kasian sama bapak tua ini yang udah setengah mati berusaha ngomong "tis is yomsam family pakhe, memorial pakhe". Hehe. Si Bapak niat banget nemenin liat-liat (ceritanya mungkin mo nge-guide pengunjung kali ya). Akhirnya ga tega karena ga bisa ngajak ngobrol dan dia tetep nemenin di udara dingin, minta tolong potoin deh.


Yongsan Family Park
Akhirnya kembali ke titik kumpul, di lobi museum. Dari lobi ternyata kita diajak ke restoran yang ada di museum. Restoran makanan Korea, tentunya. Nah, disini mulai galau, makan apa ya yang halal. Melihat menu-nya. Hm.. mana yang sayur doang...sayur..sayur..mana ya? Oh ini dia, ada! Namanya bimbimbap! Apaan yah ini? Ah, yang penting itu sayur doang, amaan. Waktu pesen bimbimbap, eh diralat deh sama mas-masnya. Katanya "bimbibap?". Oh itu toh namanya yang bener. Iyes mas, bimbibap nya satu! Kita ga pesen minum apa-apa karena ada air putih gratisan. Ketika air putih dateng, walah. Ini teko air putih setengahnya isinya es batu, setengahnya lagi air putih. Restoran ini super aneh. Udah 10 derajat celcius, minumnya disuguhinnya air es??! Yaudah, nasip, cuman itu adanya. Hehe. Tinggal menunggu makanan aja nih. Makanan tiba! Dan beginilai bentuknya sodara-sodara:


Bimbibap @Korea National Museum
Sebagai orang udik yang cuman denger-denger dari temen yang doyan makanan Korea, saya bingung. Karena makanan ini kok isinya sayuran semua dan dingin bener ya. Ada jamur hitam, jamur merang, ada jamur shitake, toge, wortel, kucai, dan sayuran entah apa yang diiris-iris dan dicampur. Disajikannya dengan kimchi, sup toge, nasi putih, asinan entah apa yang bentuknya kayak kembang goyang mini dan saus bimbibap yang katanya sih "if you don't like spicy food, don't add that sauce too much". Namanya bukan saya kalo bukan nekat. Masukin semua sausnya, aduuuuukk!! Eh katanya aduknya harus sekalian sama nasinya. Masukin nasi, aduk lagi!



Ternyata ga pedes loh. Standar rasa pedes di Korea itu ternyata cupu. Sebagai orang yang ga hobi makan makanan pedes aja rasanya saus tadi kurang pedes. Tapi, sebagai nilai plus, sausnya enak. Enak untuk dicampurin ke sayuran ga jelas tadi dan diaduk dengan nasi. Makannya jadi semangat dan banyak (laper sih padahal, huehehe). Setelah kenyang, maka berangkatlah rombongan ke hotel. Seperti biasa, sebagai orang yang pertama kali melihat langsung musim gugur, poto-poto deh. Sepanjang jalan ke hotel, poto ini yang paling keren menurut saya (selain poto-poto bangunan di Seoul yang bagus-bagus):



Akhirnya sampai juga di hotel. Koreana Hotel namanya. Hotel ini tergolong hotel lama, tapi bagus banget. Interior design kamar hotelnya juga keren. Dan sayapun dapet pemandangan yang bagus dari kamar hotel:


Seoul Finance Center
Sekian dulu ya, nanti kita lanjut lagi..