11.12.12

Korea Selatan (Part: 3)

Berlanjut lagi ceritanya. Setelah sibuk kesana kesini, lihat ini lihat itu, saya penasaran untuk melihat ada apa gerangan di lantai atas? Hm. Tanya ke mbak-mbak deket information center yang dikit-dikit ngomong "hanyeonghaseyou", diatas ada apa dan gimana cara supaya bisa keatas? Dijelasin kalo di atas itu tempat galeri lainnya. Kalau lantai 1 galeri sejarah Korea Selatan, di lantai 2 dan 3 adalah galeri kebudayaan. Untuk kesana kita harus naik eskalator kecil yang lebarnya cumaa muat untuk satu orang. Jalanlah menuju eskalator yang ditunjuk. Di eskalator yang berjalan naik ke atas itu di tengah perjalanan ada suara yang menyapa "hanyeonghaseyo, blablabla (bahasa Korea)". Kaget. Itu suara siapa?? Dari mana suaranya?? Suara itu terus terdengar dan semakin kencang di akhir eskalator. Di ujung eskalator tampak semacam speaker kecil, sumber suara mbak-mbak itu. Bingung, itu apa ya? Ternyata itu semacam ucapan "Selamat datang di lantai 2!" dan kalimat selanjutnya adalah apa saja yang bisa dilihat dan dipelajari dari lantai 2 ini. Wah, pengunjung yang datang sangat dimanjakan. Udah dikasih digital guide, ada "built-in" guide juga di tiap eskalator! Kalo gini caranya, siapa sih yang ga doyan ke museum?

Tak terasa sampailah di lantai 3 galeri museum. Ternyata di lantai 3 ini adalah galeri kebudayaan Asia. Jadi disini ada galeri untuk kebudayaan Cina, kebudayaan Jepang, dan lainnya. Ga semua negara Asia sih, dan cuman sebagian dari budayanya aja yang dipamerkan. Misalnya, gulungan perkamen berisi sejarah kekaisaran Jepang dan Cina, trus beragam model baju perang jepang, sama alat tulis dan melukis dari kebudayaan Asia. Nih, kira-kira begini display baju zirah jepang yang terkenal berat karena terbuat dari rantai besi itu.


Baju Zirah Jepang
Di tempat baju zirah ini, ada sekitar sekelompok anak kecil bagai cendol yang cuman bawa buku tulis dan pinsil duduk melingkar di depan suatu layar LCD yang menampilkan animasi kehidupan kerajaan Joseon. Ada ibu-ibu juga yang duduk menemani anak-anak itu. Kayaknya sih gurunya. Ga lama setelah film yang ditayangkan selesai, ada dua anak yang saling kejar-kejaran. Ibu gurunya memanggil dengan agak marah trus nyuruh mereka berdua duduk lagi. Habis itu, kayaknya satu kelompok itu dimarahin deh. Soalnya semua anak-anak itu langsung diem n manyun semua. Lucu denger ibu gurunya ngomel. Intonasi bicaranya orang Korea itu lucu ya. Kalo didengerin, perasaan ga ada bedanya deh si bu guru lagi marah apa cuman ngomong biasa. Haha.

Di lantai 3 ini juga terlihat salah satu icon museum nasional Korea ini. Sebuah candi batu menjulang dari lantai dasar hingga lantai 4 dari museum ini. Wow. Kalo dilihat ke bawah, banyak bule-bule yang juga foto-foto di candi ini. Jadi kepikiran, jangan-jangan bule-bule ini belum pernah ke Indonesia kali ya. Kayak beginian mah banyak di Jogja sama Bali. Tapi biarpun begitu, pengen juga foto-foto di depan candi ini. Hihi.


Foto Candi Batu
Puas berfoto dengan candi dan barang-barang display museum, saya mulai bosan lagi. Dari lantai tiga turun ke lantai dasar. Melihat ke bagian belakang museum. Ada pintu kaca dengan penjaga. Keluar museum lewat pintu itu. Oh, dinginnya! Di bagian luar museum ini ada susunan meja batu dan bangku yang pada saat itu dimanfaatkan oleh rombongan anak sekolah untuk makan bekal makan siang mereka. Hm pantesan dari tadi banyak cendol dari lantai 1 sampai lantai 3. Juga ada orang-orang yang merokok di luar sini. Dan, yang luar biasa, pemandangannya! Pepohonan di musim gugur = daun kuning, merah dan hijau! Cantik!


Pemandangan di Yongsan Family Park
Bapak penjaga pintu yang membukakan pintu untuk kita tadi ternyata tertarik untuk menjelaskan mengenai apa yang kita lihat. Kemungkinan besar sih karena pas pintu terbuka reaksi pertama kita adalah "Waaaaaahhhhh!!", loncat-loncat kegirangan (plus kedinginan) dan poto-poto norak. Hehe. Si Bapak pun menjelaskan dengan riang dan bahasa inggris yang belepotan bahwa yang kita lihat itu namanya Yongsan Family Park, yaitu taman memorial Korea Selatan. Penasaran sih sebenernya pengen tanya lebih lanjut soal ini, cuman kasian sama bapak tua ini yang udah setengah mati berusaha ngomong "tis is yomsam family pakhe, memorial pakhe". Hehe. Si Bapak niat banget nemenin liat-liat (ceritanya mungkin mo nge-guide pengunjung kali ya). Akhirnya ga tega karena ga bisa ngajak ngobrol dan dia tetep nemenin di udara dingin, minta tolong potoin deh.


Yongsan Family Park
Akhirnya kembali ke titik kumpul, di lobi museum. Dari lobi ternyata kita diajak ke restoran yang ada di museum. Restoran makanan Korea, tentunya. Nah, disini mulai galau, makan apa ya yang halal. Melihat menu-nya. Hm.. mana yang sayur doang...sayur..sayur..mana ya? Oh ini dia, ada! Namanya bimbimbap! Apaan yah ini? Ah, yang penting itu sayur doang, amaan. Waktu pesen bimbimbap, eh diralat deh sama mas-masnya. Katanya "bimbibap?". Oh itu toh namanya yang bener. Iyes mas, bimbibap nya satu! Kita ga pesen minum apa-apa karena ada air putih gratisan. Ketika air putih dateng, walah. Ini teko air putih setengahnya isinya es batu, setengahnya lagi air putih. Restoran ini super aneh. Udah 10 derajat celcius, minumnya disuguhinnya air es??! Yaudah, nasip, cuman itu adanya. Hehe. Tinggal menunggu makanan aja nih. Makanan tiba! Dan beginilai bentuknya sodara-sodara:


Bimbibap @Korea National Museum
Sebagai orang udik yang cuman denger-denger dari temen yang doyan makanan Korea, saya bingung. Karena makanan ini kok isinya sayuran semua dan dingin bener ya. Ada jamur hitam, jamur merang, ada jamur shitake, toge, wortel, kucai, dan sayuran entah apa yang diiris-iris dan dicampur. Disajikannya dengan kimchi, sup toge, nasi putih, asinan entah apa yang bentuknya kayak kembang goyang mini dan saus bimbibap yang katanya sih "if you don't like spicy food, don't add that sauce too much". Namanya bukan saya kalo bukan nekat. Masukin semua sausnya, aduuuuukk!! Eh katanya aduknya harus sekalian sama nasinya. Masukin nasi, aduk lagi!



Ternyata ga pedes loh. Standar rasa pedes di Korea itu ternyata cupu. Sebagai orang yang ga hobi makan makanan pedes aja rasanya saus tadi kurang pedes. Tapi, sebagai nilai plus, sausnya enak. Enak untuk dicampurin ke sayuran ga jelas tadi dan diaduk dengan nasi. Makannya jadi semangat dan banyak (laper sih padahal, huehehe). Setelah kenyang, maka berangkatlah rombongan ke hotel. Seperti biasa, sebagai orang yang pertama kali melihat langsung musim gugur, poto-poto deh. Sepanjang jalan ke hotel, poto ini yang paling keren menurut saya (selain poto-poto bangunan di Seoul yang bagus-bagus):



Akhirnya sampai juga di hotel. Koreana Hotel namanya. Hotel ini tergolong hotel lama, tapi bagus banget. Interior design kamar hotelnya juga keren. Dan sayapun dapet pemandangan yang bagus dari kamar hotel:


Seoul Finance Center
Sekian dulu ya, nanti kita lanjut lagi..


10.12.12

Korea Selatan (Part: 2)

Yak, kita lanjut lagi ya....

Setelah menaiki bus yang ada penghangatnya (norak, baru sekali pake kendaraan yang AC-nya anget, ga dingin), bus pun melaju. Penjemput kita bilang, karena belom bisa check-in hotel karena belum waktunya checkin, maka dia mau ngajak jalan-jalan di Seoul sambil nunggu waktu checkin. Perjalanan menuju Seoul. Selama perjalanan sempat melihat kanan dan kiri. Pemandangannya memang bagus banget ini Korea di musim gugur. Pohon-pohon lagi cantik-cantiknya. Warna daunnya kuning, merah, dan ada juga yang hijau. Tumpukan dedaunan kuning sungguh cantik dan menarik.. menarik untuk ditendang-tendang dan diaur-aurin. Haha.

Ada pemandangan yang sempat menarik mata, selain pemandangan free economic zone-nya Korea yang letaknya dekat bandara. Ada perusahaan pembuat kereta-nya Korea. KORAIL. Gedung kantornya keren deh. Hehe.


Foto KORAIL diambil dari tengah jalan
Perjalanan yang lumayan panjang ternyata mengantarkan kami ke suatu tempat yang wajib didatangi orang yang berkunjung ke Korea: The National Museum of Korea yang berlokasi di 137, Seobinggo-ro, Yongsan-gu, Seoul. Ternyata tempat parkir bus itu ada di bagian belakang museum, sehingga kita turun di bagian samping stasiun dan jalan dari situ ke dalam museum. Brr... dingin banget. Angin kencang, daun berguguran dan anak-anak kecil sipit-sipit memakai baju dingin dan berlarian kesana kesini menangkap daun-daun terbang. Sungguh pemandangan langka dan membuat hati tersenyum. Pemandangan kayak gini jelas ga ada di Indonesia.

Dari tempat turun bis ternyata harus naik eskalator lagi untuk masuk ke museum. Sampailah di sebuah area yang luas banget, area pintu masuk museum ini.
Area masuk The National Museum of Korea
Kalo dilihat di foto diatas, langitnya terlihat gelap. Memang, karena pas sampai di museum, hujan rintik-rintik! Ini fotonya juga diambil sambil buru-buru karena dingin. Kencangnya angin membawa tetes-tetes hujan yang tipis ke tempat ini. Dari sini kita melihat ke belakang, dan.. Voila! Itu dia museumnya! Haha.
Exhibition Hall @ The National Museum of Korea
Ini adalah Exhibition Hall museum yang mana ini adalah pintu masuk museum. Pintu ini ada 4 pintu, dua pintu masuk dan dua pintu keluar. Empat pintu ini berjenis pintu putar dengan dua orang penjaga di masing-masing pintu. Oh iya, FYI, masuk ke museum ini gratis alias ga bayar! Hehe.
Masuk ke museum, wah luas sekali museumnya. Museum ini tinggi lho, luar biasa! 

Di lantai pertama langsung menuju ke meja resepsionis. Disitu dikasih brosur tentang museum ini dan dikasih alat semacam digital guide yang saat itu kita dikasih pinjem gratis (kalo ga rombongan ga tau deh gratis apa nggak). Digital guide ini semacam walkman yang bisa dijadikan guide selama jalan-jalan di museum. Bentuknya semacam hape kecil dengan gantungan (buat dikalungin) yang cuma ada tombol angka 0-9 dan tombol bulat di tengah-tengah. Dan ada earphone-nya juga. Ada petunjuk pemakaian digital guide ini. Di brosur yang dibagikan ternyata di setiap area di museum di setiap lantai ada kode numerik-nya. Bahkan di setiap display di masing-masing area itu ada kode numeriknya. Jadi, caranya, setiap kita masuk ke area tertentu, kita tinggal lihat ke display aja. Pasti ada nomer yang tertempel di pojok atas kanan display. Nah, kita, sambil memakai digital guide itu, pasang earphone, trus pencet nomer di display dan pencet tombol hitam di tengah. Hmm gitu ya. Dicoba deh. 101, pencet! "Welcome to The National Museum of Korea. This is the miniature of blablabla palace......." dan seterusnya. Keren. Jadi deh keliling-keliling norak sambil sok ngangguk-ngangguk *sok ngerti* sambil poto-poto iseng. Dari beberapa poto iseng, ada poto-poto yang cukup keren (menurut sayah):


Berfoto di Rumah Tradisional Korea
Poto ini sebenernya biasa aja, cuman saya pengen nampang aja sekali-kali. Hihi. Sebenernya ini poto yang paling oke:
Diduga Flashdisk Jaman Joseon
Nah, ini adalah (diduga) flashdisk jaman Joseon. Hahaha. Sebenernya saya lupa ini apa, tapi saya inget ngambil poto ini karena poto ini mirip dengan flashdisk. Sisanya, saya berputar-putar di 3 lantai galeri pameran museum ini. Banyak hal yang menarik, khususnya bahwa terlihat dari peninggalannya, Korea (menurut pendapat saya) memiliki budaya yang sangat mirip dengan budaya Cina dan Jepang.

Oke nanti lanjut lagi yaa..